Bentuk Integrasi Bahasa Arab Di Indonesia

Bentuk Integrasi Bahasa Arab

Bentuk Integrasi Bahasa Arab

Dari obsesi pengamat belajar bahasa Arab yang ingin mengintegrasikan antara bentuk pembelajaran Bentuk Integrasi Bahasa Arab untuk yang kedua dan ketiga, maka muncullah bentuk keempat pembelajaran bahasa Arab yaitu bentuk integrasi. Pada tahap ini tujuan belajar bahasa Arab memiliki dua arah, yaitu belajar bahasa Arab untuk kemampuan berbahasa dan penguasaan belajar bahasa Arab untuk perolehan pengetahuan dengan menggunakan kendaraan berbahasa Arab.



Baca juga info : kursus bahasa arab


 Selain itu, jenis bahasa yang diteliti meliputi dua bahasa, yaitu bahasa Arab klasik dan modern. Merger yang ada di satu sisi memiliki keunggulan karena bisa memberdayakan kompetensi peserta didik secara komprehensif, namun disisi lain melahirkan ketidakpastian, karena terbatasnya sel otak pembelajar untuk mengakomodasi keduanya secara bersamaan.
Bentuk Integrasi Bahasa Arab

Ketidakmenetuan bisa dilihat dari berbagai aspek. Pertama dari tujuannya, ada kebingungan antara belajar menguasai kemampuan bahasa Arab atau pengetahuan sebagai alat untuk mengendalikan kendaraan lain yang menggunakan bahasa Arab. Baik dari segi jenis bahasa yang dipelajari, ada ketidakpastian apakah bahasa Arab klasik, Arab modern, atau bahasa Arab setiap hari. Ketiga dalam hal metode, ada ketidakpastian antara mempertahankan metode lama atau menggunakan metode baru.Meski begitu, keempat bentuk pembelajaran Bentuk Integrasi Bahasa Arab ini sudah banyak digunakan sampai sekarang di berbagai lembaga pendidikan formal (madrasah dan sekolah umum) di Indonesia.



Baca juga info : info  kursus bahasa arab


 Kebijakan ini diambil karena integrasi ini dipandang sebagai abad yang lebih aspirasional dengan perkembangan globalisasi, dengan terus mencari berbagai cara untuk memperbaiki kekurangan yang terkandung di dalamnya. Begitu pula dengan ketidakpastian yang ada, setidaknya hal itu bisa memacu pengamat belajar bahasa Arab untuk menyajikan tawaran positif bagi pengembangan metodologi pengajaran Bentuk Integrasi Bahasa Arab di Indonesia.

Akhirnya, Bentuk Integrasi Bahasa Arab lainnya seperti yang dijelaskan di atas masih ada dan sudah terbiasa dengan ini, tentu saja dengan modifikasi, inovasi dan perkembangan masing-masing. Jika bentuk pembelajaran bahasa Arab pertama di masjid dan dulunya adalah sebuah masjid, sekarang berkembang menjadi TPQ / TPA (Taman Pendidikan Alquran) yang berkembang tidak hanya di pedesaan tapi juga meluas di daerah perkotaan.






 Metode pembelajaran Bentuk Integrasi Bahasa Arab yang digunakan semakin berkembang menjadi metode yang lebih praktis dan bervariasi, bukan hanya metode ejaan / alfabet, tapi juga menggunakan metode iqra ', al-barqi, hattawiyah, al-nur dan sejenisnya. Perkembangan ini seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat beragama dan kebutuhan menanamkan nilai kesdaran agama kepada anak sejak dini.


Sementara itu, Bentuk Integrasi Bahasa Arab kedua tetap dipertahankan di pondok pesantren salaf. Sambil belajar bahasa Arab yang menekankan bentuk ketiga bahasa Arab sebagai alat komunikasi yang banyak digunakan di pesantren modern, dan berbagai institusi pendidikan Islam modern. Bentuk keempat Bentuk Integrasi Bahasa Arab juga masih digunakan sampai sekarang dalam pendidikan formal lemabaga (madrasah dan sekolah umum) dan didorong disempurnakan, baik dari sisi kurikulum, orientasi belajar, materi yang diajarkan, metode pembelajaran dan strategi, serta media yang digunakan

Komentar

Postingan Populer